Meneguhkan Islam Agama Damai

Sebagai sebuah agama, Islam datang membawa pesan-pesan damai bukan saja bagi Muslim saja, tetapi juga untuk kehidupan seluruh umat manusia dan makhluk lain yang ada di seantero bumi. Karena itulah Islam disebut agama yangrahmatan lil alamin(rahmat bagi seluruh alam). Sebagai agama rahmat, Islam meneguhkan diri sebagai sebuah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian.

Nilai-nilai perdamaian ini penting diteguhkan dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang tentu saja dalam interaksi satu sama lainnya bila terjadi gesekan atau bentrokan. Dengan pesan damai yang dibawa Islam, maka sangat nyata bahwa cara-cara kekerasan bukanlah karakter Islam. Kalaupun itu ada, hal itu mungkin merupakan interpretasi yang dangkal terhadap Islam, sebab hakikat ajaran Islam tidak seperti itu.

Sungguhpun demikian, tidak sedikit pula orang yang gagap terhadap Islam, menuduh Islam dan ajarannya mengajarkan nilai-nilai kekerasan seperti terorisme, intoleran terhadap penganut agama yang berbeda, bahkan ada yang memandang Islam adalah agama yang mengumbar syahwat dan membelenggu wanita dengan ajaran poligaminya, serta pandangan negatif lainnya. Untuk itulah perlu dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai.

  1. Islam berpihak pada perdamaian

Pilihan hidup damai adalah pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar, dengan berpihak pada cara damai membuktikan Islam sebagai agama yang mengedepankan keberpihakannya pada perdamaian dan menghindari konfrontasi yang pada akhirnya hanya akan merugikan kedua belah pihak. Hal ini sesuai dengan spirit al-Quran yang menegaskan:

وَإِن جَنَحُواْ لِلسَّلۡمِ فَٱجۡنَحۡ لَهَا وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

(QS Al Anfal : 61)

  1. Anti pembunuhan

Menghabisi jiwa orang lain atau tindakan pembunuhan merupakan tindakan yang tidak dapat ditolelir oleh Islam. Tentu saja yang dimaksud adalah menghabisi nyawa orang lain tanpa sebab atau tanpa alasan hukum.Al-Hifz al-Nafs(memelihara diri) merupakan salah satu maksud syariat Islam sebagaimana dijelaskan as-Syatibi dalammaqashid al-Syari’ahyang menegaskan diri seseorang harus dilindungi dari tindakan kejahatan apalagi pembunuhan.

مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا

Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya

(QS. Al Maidah: 32).

  1. Tidak membenci orang non Muslim

Islam mengajarkan pemeluknya untuk tidak membenci orang di luar Islam, sekalipun orang tersebut tidak menyukai Islam. Sikap tidak membalas kebencian dengan kebencian, menunjukkan bahwa Islam agama yang tidak mudah mengumbar kebencian pada siapapun. Kebencian tidak harus dibalas dengan kebencian pula.

يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِ‍ُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

(QS. At Taubah: 32).

  1. Menghormati perbedaan aqidah

Manusia diciptakan Allah dengan perbedaan agama, budaya, bahasa, warna kulit, dan karakater. Perbedaan merupakansunnatullah(hukum Allah) yang sudah digariskan secara demikian rupa. Perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan, tetapi

semestinya diterima dengan lapang dada sebagai bentuk dinamika kehidupan manusia. Begitu pula dalam masalah keyakinan dalam memeluk agama. Islam dalam hal ini sangat menghormati pilihan seseorang terhadap agama yang dianutnya, hal ini juga sesuai dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) yang menegaskana memeluk agama itu adalah hak yang melekat pada diri seseorang yang harus dihormati dan tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Sehingga agama itu urusan individu seseorang yang tidak boleh diganggu gugat. Hal ini tergambar dengan jelas dalam al-Quran

قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ

لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ

وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ

وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ

لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ

Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

(QS Al Kafirun)

  1. Bijak dan santun dalam berdakwah

Islam merupakan agama yang menyeru pada nilai-nilai universal yang menjadikan cara-cara bijaksana, santun, dan pendekatan persuasif dalam meyampaikan nilai-nilai kebaikan. Bahkan kalaupun terjadi perbedaan pandangan, ajaran Islam menegaskan diskusilah dengan cara yang berkeadaban, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat harus dipahami bahwa tidak boleh ada pemaksaan pandangan, faham, dan ideologi kita pada orang lain. Karena seseorang tentu saja memiliki pendapat yang harus dihormati yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun. Allah memerintahkan kita manusia untuk bersikap bijak dan santun dalam menyampaikan dan menghadapi sesuatu yang berbeda dengan prinsip yang kita anut dan yakini

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

(QS An Nahl : 125)

Oleh: Dr. H.M. Taufik Mandailing, M. Ag

Kolom Terkait

Kolom Terpopuler