Kajian Rutin Kitab Ayyuhal Walad : Carilah Guru Yang Mursyid
Kajian Rutin kitab Ayyuhal Walad
Yogyakarta, 23 November 2024 – Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga kembali mengadakan kajian kitab secara rutin pada hari Selasa, 19 November dengan membahas kitab Ayyuhal Walad. Kajian ini dipimpin langsung oleh Ustad Dr. H. Moh. Kanif Anwari, M.Ag., selaku Direktur Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga sekaligus dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab.
Pada kesempatan kali ini, Ust Kanif menekankan pentingnya menuntut ilmu tidak hanya untuk kehidupan duniawi, tetapi juga ilmu yang dapat menghantarkan pada akhirat. Dalam pertemuan ini, beliau membahas lebih dalam terkait dengan bagaimana cara mencari guru yang mursyid, sesuai dengan yang diuraikan dalam Kitab Ayyuhal Walad.
Imam Ghazali menyebutkan beberapa kewajiban bagi seseorang yang menempuh jalan kebenaran atau dikenal dengan orang yang menuntut ilmu, diantaranya :
- Memiliki Guru : Guru yang tidak hanya sekedar mentransfer ilmu, tetapi ilmu yang memiliki kebermanfaatan bagi sesama
- Mursyid : Guru yang senantiasa membimbing muridnya ke arah yang lebih baik
- Memilih Syekh (pendidik) : Penting untuk murid dalam memilih guru yang bisa mendidik dengan cara yang baik dan bisa menghilangkan akhlak buruk dari dirinya (murid), sehingga murid bisa tumbuh dengan perilaku yang baik. Ustad Kanif mengibaratkan guru seperti petani yang senantiasa menghilangkan duri dan mengeluarkan (membersihkan) tanaman yang mengganggu agar tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga memperoleh hasil yang sempurna
- Memilih guru yang dapat mengasuh, melindungi, memelihara dan memberikan kenyamanan
- Guru yang Memilih Fakir daripada Kaya : Guru yang tidak terikat dengan duniawi dan lebih memilih kesederhanaan.
- Seorang murid hendaknya memilih guru yang bisa mengajarkan adab dan menuntun ke jalan Allah.
Ustad kanif juga menegaskan bahwa syarat seorang guru yang dapat menjadi pengganti Rasulullah itu merupakan seorang yang alim. Namun, tidak semua orang alim layak untuk bisa menjadi pengganti Rasulullah. Al-Ghazali dalam kitabnya memberikan tanda-tanda seorang guru itu alim secara global, sehingga tidak sembarang orang dapat mengklaim dirinya sebagai mursyid. Beberapa tanda tersebut diantaranya ialah : guru yang berpaling dari kecintaan pada dunia dan kedudukan dunia, guru yang memiliki sanad sampai ke Rasulullah dan guru yang senantiasa memperbaiki diri dalam melatih nafsunya.
Inilah yang kemudian menjadikan seorang guru bisa diikuti, karena guru ini merupakan cahaya dari nur Rasulullah SAW, sehingga akan menjadikan muridnya untuk senantiasa memiliki akhlak yang baik, sabar, syukur, tawakal, yakin, qanaah, tenang hatinya, hilm, tawadhu, jujur, menepati janji, waqar (santai dan tenang), berhati-hati dan masih banyak lagi.
Guru yang seperti ini sangatlah langka, sehingga layak untuk diikuti. Ustad kanif mengibaratkannya seperti benang merah dalam kitab Ayyuhal Walad. Sehingga siapapun yang memperoleh keberuntungan dengan memperoleh guru sesuai dengan yang telah dipaparkan dan guru itu senantiasa menerimanya sebagai murid, maka sudah selayaknya ia bisa memuliakannya dengan baik secara dhohir maupun batin.
Di akhir kajian, Ustad Kanif juga memberikan tips kepada para mahasiswa untuk senantiasa melaksanakan perintah gurunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dengan semaksimal mungkin. Dengan begitu, mereka dapat memuliakan guru tanpa ada sifat munafik, yaitu ketidaksesuaian antara tindakan secara dhahir dan batin. Ustad kanif juga berharap agar semua jamaah dapat menerapkan nilai-nilai yang telah dibahas pada kitab Ayyuhal Walad.